19 April 2014

KISAH MANUSIA BODOH

Pernah suatu saat, sewaktu sekolah dulu, ketika akan mengerjakan soal fisika dan matematika di papan tulis ada seorang teman yang selalu mengejek dan mengatakan pada saya, “Alah, paling ora isa..”. Mendengar hal itu mental saya langsung jatuh meluncur deras ke bawah, saya merasa terhina dan diliputi perasan tidak berharga. Kata-kata itu sangat menghunjam ke dalam hati saya sampai sekarang. Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena faktanya memang demikian.
Di kemudian hari, proses kehidupan ternyata bisa berlaku sebaliknya. Beberapa teman saya yang dulu dikenal pintar di kelas bahkan di sekolah serta bisa masuk perguruan tinggi negeri terfavorit di kota saya, sekarang dalam kondisi jobless dan mengutuki nasib. Ada juga teman saya yang pandai ngaji dan sering mendapat hadiah karena paling sempurna hapalan dan praktek ibadahnya sekarang menjadi pemburu nomor togel di kuburan-kuburan.
Sebenarnya bukan saya saja yang mengalami nasib seperti itu. Kita mengenal beberapa tokoh ilmuwan dan penemu terkenal seperti Albert Einstein, seorang penemu rumus teori relativitas E=MC², yang awalnya dikeluarkan dari sekolah lantaran dianggap bodoh.  Ibu Einstein bisa memaafkan kesulitan yang menimpa anaknya. Ia membimbing anaknya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Ia tidak membebani anaknya. Kelak, anaknya menjadi ilmuwan terkenal yang sukses dan mengguncang dunia.




Berikutnya, Thomas Alva Edison, ilmuwan cemerlang yang sewaktu kecil pernah dianggap sinting gara-gara mengerami telur angsa ternyata di kemudian hari menemukan lampu pijar. Untuk menciptakan lampu pijar, Edison telah melakukan 9.000 percobaan yang gagal. Untuk menciptakan aki ia telah mencoba lebih dari 50.000 kali percobaan. Ketika asistennya bertanya mengapa dia terus melakukan percobaan lampu pijar, padahal sudah ribuan kali gagal, Edison mengatakan bahwa ia tidak pernah gagal satu kalipun! Ia menganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah menemukan ribuan benda yang tidak bermanfaat, yang tidak bisa dihindari dalam proses penciptaan.
Sejak 10 tahun Edison sudah berjualan koran di kereta api sambil melakukan percobaan dan telinganya tuli sebelah. Kurun waktu selanjutnya, dia tidak pernah mengubah kebiasaan ini, seringkali sambil kerja, ia memikirkan penemuannya. Seumur hidupnya, hanya ketika berusia delapan tahun dia memperoleh pendidikan resmi di sekolah selama tiga bulan, lalu dikeluarkan dari sekolah dengan alasan karena ia dinyatakan idiot, tidak mampu menerima pendidikan. Namun, ibu Edison tidak menganggap demikian, maka dia sendiri memikul tanggung jawab atas masalah pendidikannya dan tak bosan-bosannya menjawab pertanyaan yang diajukan Edison.
Kenyataan membuktikan Edison bukanlah anak idiot, hanya cara dia memandang sesuatu dari sudut yang berbeda dari anak-anak lain, dia suka mengamati dan menyelidiki. Maka dari itu, keberhasilan Edison di kemudian hari tak bisa lepas dari jasa ibunya. Seandainya saat Edison dikeluarkan dari sekolah, lalu ibunya kehilangan kepercayaan terhadapnya, tidak memedulikan dan tidak mendidiknya, tentu berakibat tragis, dia tidak akan menjadi ’Raja Penemu’ tersohor.
Penemuan penting Edison dan Einstein tak terhitung banyaknya. Di antara yang berpengaruh besar bagi perkembangan dunia adalah telepon, listrik, proyeksi film, dan lain-lain, yang dapat kita nikmati buah penemuannya hingga hari ini. Mereka berdua adalah ’Manusia Bodoh’ yang tidak berkecil hati serta banyak memberikan manfaat bagi umat manusia.

”Jika kamu dianggap bodoh maka berbahagialah, karena hal itu akan menghindarkan dirimu dari kesombongan intelektual dan akan mendorongmu untuk semakin tekun mencari ke dalam demi menemukan pencerahan spiritual yang sulit dicapai oleh seseorang yang hanya mengutamakan intelektualitas permukaan”.

No comments:

Post a Comment