28 November 2009

Akhlak


Sudah jelas bahwa seseorang yang selalu berusaha menghindari kebaikan, di hatinya banyak noda-noda kotor yang disebabkan dan menyebabkan perilaku-perilaku yang kurang baik. Sehingga kalau tidak diperhatikan kebersihannya sesegera mungkin, hatinya akan tertutup sama sekali.

Sedangkan seseorang yang selalu berusaha menuju kebaikan dan memperjuangkannya adalah orang-orang yang mempunyai hati bersih dan sibuk dengan usaha-usaha untuk kebersihan hatinya. Sehingga hatinya lapang dan memantulkan cahaya yang terbias pada ucapan dan perilakunya.

Dan tentunya, kesemuanya itu ditentukan oleh faktor hidayah dan taufiq. karena dengan kedua hal tersebut manusia dapat membedakan tentang hal-hal mana yang mengotori hati dan mana yang dapat membersihkannya. Walaupun dalam kenyataan manusia banyak kelemahan-kelemahan sehingga sering lalai dan terjerumus, tetapi masih harus tetap diupayakan untuk berdo'a memohon hidayah dan taufiq, serta berusaha dalam amal perbuatan.

Dalam lapangan pergaulan, akan terdapat perbedaan yang mencolok antara yang memahami karakteristik manusia dan yang tidak. Di dalam ruang lingkup "yang berusaha memahami karakteristik manusia" pun masih terdapat perbedaan lagi, yaitu antara yang bijaksana dan berpikir matang dengan yang tidak. Yang tidak mempunyai kebijaksanaan dan kematangan dalam berpikir akan sering bertindak ekstrim (mudah dikuasai emosi).

Karakteristik-karakteristik tersebut sulit dipahami oleh sebagian manusia, karena memang mudah tersamar oleh adanya penampilan-penampilan dan ucapan-ucapan yang ditimbulkan oleh pengaruh-pengaruh eksternal, bukan dari internal manusia itu sendiri.

Ada kalanya, dalam menutupi kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, manusia berusaha menceritakan kelebihan-kelebihannya dari sisi lain. Sehingga dengan tidak dirasanya semakin memperlihatkan kelemahan-kelemahan dirinya.

Memang, manusia diciptakan dalam banyak kelemahan-kelemahan, untuk itu, perlu manusia memperhatikan sesuatu di luar dirinya demi menjaga dan memelihara keseluruhan pribadinya. Dalam pengertian sublimnya "manusia meneliti manusia". Apabila seseorang dibutakan oleh sesuatu, dia akan cenderung berbicara lepas dari "rel kenyataan" dan "kebenaran". Walaupun yang dibicarakan itu sesuatu yang dianggapnya benar.

No comments:

Post a Comment