Kitab Segala Pertanda
merupakan bahan mentah, untuk memahaminya seseorang harus mengenal tanda-tanda
yang berada di balik kalimat-kalimat yang tercetak. Kalimatnya termampatkan (Jawāmi’ al-Kalim), untuk
menggalinya butuh studi dan perenungan. Untuk bisa merenung
seseorang harus mempelajari banyak hal. Sebatas mana seseorang mengetahui
banyak hal sebatas itulah jangkauan perenungannya. Sedangkan hal yang
memperluas jangkauannya adalah pertanyaan-pertanyaan atau
kegelisahan-kegelisahan yang ada dalam dirinya.
Kitab Segala Pertanda
mengandung ayat-ayat yang mengandung arti bagi pembaca berlatar belakang baik,
yang akan siap menafsirkannya. Keterbatasan pengalaman manusia mempengaruhi
cara seseorang memahami teksnya. Sebaliknya, setelah memahami, Kitab Segala
Pertanda akan mengubah cara berpikir tentang dirinya sendiri, lingkungan dan kemudian
akan mengubah hidup dan cara pandangnya terhadap dunia (worldview). Untuk itu, seseorang harus gigih dalam kesabaran demi
mendapatkan pemahaman. Di dalamnya ada kata-kata yang tak terhingga, mereka
diturunkan sesuai dengan kapasitas pembacanya.
Kitab Segala Pertanda berada di atas waktu dan di balik sejarah. Ia tetap
tak tersentuh oleh temperamen manusia dan perubahan waktu. Gaya penulisan dan
kata-katanya membangkitkan kenangan. Kitab ini berbeda dari kitab-kitab suci
sebelumnya karena susunannya yang mengagumkan, alurnya yang luar biasa dan pola
susunannya yang unik.
Kitab Segala Pertanda menyediakan lahan yang luas bagi seorang perenung
bahkan mungkin tak berbatas seperti samudra tak bertepi dan tak berdasar karena
keluasan kemungkinan makna yang terkandung di dalamnya. Orang yang tidak suka
merenung akan melewatkan keindahan, romantisme dan kedalaman makna tersebut. Bagi
orang yang membenci atau menolaknya apalagi, semua kemungkinan makna yang
terhampar di hadapan tidak akan pernah terpikirkan. Mereka
mendengar suara-suara kebijakan dan kearifan sebagai sebuah omong kosong dan
racauan. Tidak akan menambah bagi orang-orang seperti ini kecuali kebingungan
dalam memahami pertanda.
“Dan
Kami turunkan dari al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (al-Quran itu) hanya akan
menambah kerugian.”
(Perjalanan
Malam: 82)
No comments:
Post a Comment