Illuminati
dan Freemason adalah bentuk dari persaudaraan rahasia yang tidak asing lagi
bagi kita. Kita sering membacanya dalam novel-novel yang bertemakan konspirasi. Kita juga mudah mendapatkan informasi terkait waktu browsing di internet. Illuminati dan Freemason adalah organisasi rahasia yang
dibentuk untuk menciptakan New Order (Tatanan Dunia Baru) yang bertujuan
membentuk tatanan dunia sesuai dengan keinginan mereka. Adanya berbagai
penyebab kejadian atau peristiwa di dunia pun sering dialamatkan pada
konspirasi mereka dengan identitas yang selalu menjadi sebuah rahasia.
Berkaitan
dengan persaudaraan rahasia, di dalam sejarah umat Islam juga dikenal sebuah
persaudaraan yang bernama Ikhwān al-Safā` yang berada di kota Baghdad
pada masa kejayaan dinasti Abbasiyah. Mereka menyebut dirinya dengan Ikhwān
al-Safā` atau Saudara Kemurnian/Kesucian karena tujuan finalnya adalah mencapai
kebahagiaan abadi melalui tolong-menolong antar anggota atau saudaranya, dan
cara lain lagi, secara khusus melalui pengetahuan yang menyucikan jiwa. Mereka
disebut juga sebagai kelompok kaum terpelajar yang mempunyai obsesi mulia
memperjuangkan terwujudnya kesucian, baik menyangkut ajaran (teoretis) maupun
amal-perbuatan (praktis) dalam rangka mencapai kebahagiaan abadi dengan
penekanan pada perlunya persaudaraan dan sikap saling menolong sesama sebagai
jalan pencapaiannya.
Ciri
khas Ikhwān al-Safā` memang merahasiakan identitas diri dan gerakannya, dan
atau bahkan ajarannya. Ikhwān al-Safā` memberikan alasan, bahwa penyembunyian
rahasia-rahasia itu bukanlah dikarenakan mereka takut terhadap para penguasa
duniawi ataupun gangguan dari masyarakat awam yang mereka sebut sebagai Ikhwān
al-Kadar wa al-Shaqā` (Saudara-saudara Kekeruhan dan Kemalangan) atau orang-orang
yang tidak mampu mengambil faedah dari bukti-bukti dan tanda-tanda logis,
melainkan karena bermaksud menjaga karunia Tuhan (ajaran yang dibawanya) yang
diberikan kepadanya.
Ikhwān
al-Safā` sendiri, di dalam Rasā`il Ikhwān al-Safā`, pernah menegaskan bahwa
dekadensi moral dan kejahatan pada masa itu telah mencapai puncaknya, yang
tidak saja menjangkiti masyarakat tertentu, tetapi sudah menjalar pada hampir
seluruh lapisan masyarakat, termasuk ulama dan kalangan elit politik.
Gejala
sosial-politis yang dekaden ini hampir dapat dipastikan berkaitan erat dengan
semangat dan pemikiran Ikhwān al-Safā` yang memberikan prioritas utama atas
perbaikan moral-spiritual umat Islam lewat penyucian jiwa, yang sekaligus hal
ini baginya menjadi prasyarat mutlak untuk terbentuknya tatanan sebuah
masyarakat ideal (New Order) sebagai yang Ikhwān al-Safā`
kehendaki.
Kalau
kita perhatikan eksistensi persaudaraan ini jelas sangat berbeda dengan
berbagai organisasi atau persaudaraan yang umumnya dibentuk hanya untuk meraih kepentingan
politik atau kepentingan duniawi lainnya. Di mana perbuatan menghalalkan cara
untuk mencapai tujuan seperti memfitnah, menelikung dan membunuh karakter
seseorang menjadi suatu kewajaran.
Bukanlah
karena kepentingan duniawi seperti uang, jabatan atau karir itu tidak penting,
tetapi kehidupan tidak seharusnya berputar-putar sekitar itu saja. Tidak adakah
sesuatu yang lebih mulia yang layak dan perlu kita perjuangkan? Tidak adakah
sebuah kedamaian dalam dunia yang hingar bingar penuh dengan persaingan tidak
sehat, kompetisi tiada henti, pameran dan pembuktian diri di semua lini
kehidupan?
Setidak-tidaknya
sih bagi saya harus ada satu atau dua organisasi atau persaudaraan yang
bisa menjadi penyejuk di antara kelompok-kelompok yang berpesta pora dalam
dekadensi moral. Sebuah persaudaraan rahasia seperti Ikhwān al-Safā` ini mungkin
bisa menjadi solusi. Karena kerahasiaan bisa menjadi jawaban bagi meluapnya nafsu-nafsu
pengakuan diri di hadapan khalayak ramai.