Pada
masa sekarang, terjadi reduksi pandangan spiritual ke dalam tata aturan ritual
dan etis. Agama menjadi ritualisme dan kepatuhan etis, dan kehilangan roh awal
yang ditandai semangat pencarian spiritual. Orang hanya memperhatikan apa yang
dapat diperhatikan dan diregistrasi, yakni ungkapan lahiriah. Padahal kasih
sayang Allah dapat dijumpai kalau orang memandang manusia, menangkap
kegembiraan dan berempati dengan yang berkekurangan. Tidak ada jalan menuju
Allah yang tidak melewati manusia. Kapan saja manusia mesti menghayati hidupnya
sebagai anugerah, memperlakukan sesamanya sebagai saudara dan mendekati alam
sebagai tarbiyah imaniyah dan bagian dari kehidupan.
Dia
dicari bukan terutama karena Dia menyatakan diri dan menyembunyikan
kehendak-Nya. Dia dicari karena keterbatasan dunia untuk menyingkapkan diri-Nya
dan menyampaikan maksud-Nya. Perjalanan spiritual untuk mencari harus dilakukan
karena pikiran manusia terlalu sempit untuk menyelami hakekat-Nya dan hati
manusia terlampau kecil untuk menduga kedalaman rencana-Nya. Pencerahan
spiritual harus didapatkan supaya seseorang bisa bertaqarrub kepada
Allah, menemukan kehendak dan memahami maksud-Nya.
Namun,
hal yang paling sering terjadi adalah bahwa pandangan-pandangan keagamaan
menempatkan dirinya pada posisi Tuhan. Allah yang tak terbatas hendak dibatasi
dalam penafsiran-penafsiran agama yang terbatas, rahim-Nya yang
merangkul semua hendak diatur menurut aturan-aturan ’agama’ yang memilah-milah.
Ajaran agama yang bermaksud mengantar orang ke kedalaman rahasia Allah ditafsiri
dan diabsolutkan. Ritual-ritual baru masing-masing ‘agama’
dipandang sebagai satu-satunya yang benar. Visi dunia yang holistis dan
pandangan tentang manusia yang sangat luhur bisa punah sebagai absolutisasi
diri pandangan agama tertentu.
Sesungguhnya, menjadi orang
asing di dunia, menjadi pejalan atau peziarah adalah untuk mengenal dunia
sebagaimana adanya dan menempatkan dunia pada peran yang sebenarnya. Dunia memiliki keterbatasan, tidak dapat memenuhi segala
harapan dan karena itu tidak boleh dipaksa untuk memaksakan semua keinginan dan
kebutuhan.