31 July 2009
Absurditas Kehidupan
25 July 2009
Hukum Islam dan Keadilan Sosial
Ada hubungan erat antara hukum Islam dan keadilan sosial. Yaitu bagaimana mewujudkan keadilan sosial dengan praktek hukum Islam. Apa betul sih hukum Islam itu sangat terikat dengan prinsip-prinsip fiqih, aksioma dan kerangka prosedur tertentu an sich. Menurut saya hukum Islam itu penuh dengan hasrat kerinduan terhadap semangat Islam seperti kasih sayang, solidaritas, persaudaraan dan keadilan sosial. Semangat ini dikaitkan dengan “Zaman Keemasan” pemerintahan Nabi di Madinah. Kerinduan akan tatanan yang akan ditegakkan oleh orang-orang saleh awal yang menjunjung tinggi agama ini menjadi bermakna dalam konteks lingkungan sosio ekonomi yang mengalami transformasi radikal. Selaras dengan semangat itu, tugas kita adalah menyusun kembali, memperbarui atau mensintesis Islam agar relevan dengan kebutuhan, tuntutan dan keadaan sulit yang dihadapi orang-orang yang mereka anggap sebagai korban peradaban modern.
Jalan Pencarian
Jalan pencarian sebenarnya tidak akan pernah mantap oleh ikhtiyar manusia. Jadi perlu ada dua agenda antara menalar dan menerima dogma. Dengan menalar, hati dan pikiran mendapat pemuasan, karena hal ini melalui perjalanan intelektual yang mengasyikkan, walaupun kadang sangat melelahkan. Akan tetapi dengan cara ini posisi kebenaran belum menemukan kepastian. Dengan cara dogmatis terasa lebih aman, akan tetapi kadang-kadang hati dan pikiran mengalami kontradiksi.
Jadi yang perlu dicari adalah jalan yang tepat dalam rangka mencapai kebenaran dengan hati yang puas dan bahagia. Membaca, adalah salah satu caranya. Karakteristik penting dalam membaca adalah menghayati. Menghayati dipisahkan dari pengertian berpikir, menalar, menganalisis, meringkas, mencari pokok pikiran, gagasan dan lain-lain.
Penghayatan, disamping mempunyai pengertian yang mendalam, lebih mendorong seseorang untuk diam dalam diskusi, walaupun diam itu sendiri belum tentu menghayati. Penghayatan yang mendalam akan mengantarkan seseorang untuk melakukan konstruk teori. Konstruk teori dapat ditemukan oleh para penghayat sekaligus praktisi, bukan para pembaca buku atau pemikir (dalam tataran tertentu).
Biasanya, orang yang dapat mengkonstruk teori berasal dari atau berangkat dari salah satu di antara berbagai macam disiplin ilmu (spesialisasi) atau proses pematangan pada satu pendekatan. Walaupun seseorang mengarah kepada pematangan satu pendekatan, dia tidak bisa mengabaikan nuansa pendekatan-pendekatan yang lain. Karena hal itu bertali kelindan antara yang satu dengan yang lain. Untuk memulainya, dia harus membaca semua ilmu (keasyikan membaca ilmu kadang menjadi terusik justru ketika mendengar eksplanasi ilmu itu dari orang lain) dalam rangka menemukan spesialisasi tersebut. Penemuan spesialisasi bisa diwujudkan karena adanya interest. Tanpa hal tersebut di atas, hanya akan terjebak dalam eksperimen-eksperimen tanpa hasil. Untuk visualisasinya, coba renungkan ini:
“Lichtenberg menemukan identitas structural kualitatif dari berbagai domain disiplin ilmu. Ada pembiasan sinar karena gravitasi bumi. Setahun pada umumnya 365 hari, kecuali pada tahun kabisat. Ini bukan sekedar perhitungan hari dalam setahunnya, melainkan terkait pada rotasi bumi dan lainnya. Dua contoh tersebut menunjukkan adanya hubungan structural antar berbagai sesuatu yang konstan, yang berada pada domain disiplin ilmu yang mungkin beragam. Hubungan structural ini disebut oleh Lichtenberg sebagai paradigmata”
18 July 2009
Keseimbangan
Keseimbangan dapat ditengarai ketika kita sedang merasakan ketenangan dan kesenangan. Sedangkan kesenangan adalah suatu keadaan ketika unsur-unsur yang merusak dapat disingkirkan. Seseorang yang bekerja berdasarkan kewajiban dan bersumber dari pengetahuan, tentunya harus tidak lebih diperhatikan daripada seseorang yang bekerja berdasarkan rasa kesenangan, tanggung jawab yang penuh kepada Allah, umat dan dirinya sendiri. Untuk memperjelas pandangan terhadap individu perlu diketahuinya pengetahuan ketidakberesan dan kekurangan, sehingga dapat berkeputusan tanpa terganggu oleh pandangan yang memperdayai.
Segenggam Mutiara
dengan segenggam mutiara,
yang memisahkan diriku
dari prinsip hidup menuju kemanusiaan.
Tapi hidup adalah keputusan
kebenaranpun suatu keputusan
dan aku ada di dalamnya.